Pembentukan Moral Generasi Bangsa dalam membangun Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur Melalui Pendidikan Pesantren
Saturday, 28 July 2018
Add Comment
Suatu negara bisa dikatakan baik apabila mempunyai masa depan yang cerah sedangkan masa depan suatu negara tergantung pada generasi muda yang akan meneruskan perjuangan akitifis bangsa, akhir – akhir ini moralitas anak bangsa sudah menurun sehingga kelak akan berimbas ketika terjun menjadi aktifis bangsa selanjutnya. Suatu pemikiran tidak dapat tumbuh begitu saja tanpa adanya sarana dan prasarana ataupun supra-struktur dan infra-struktur yang tersedia. Dalam hal ini pendidikan merupakan sarana yang paling penting bagi tumbuhnya pemikiran-pemikiran baru yang konsisten dalam menunjang perbaikan moral generasi bangsa yang kini semakin turun drastis.
Fenomena bangsa indonesia selepas kemerdekaan bukanlah menjadi bangsa yang bermartabat melainkan menjadi bangsa yang moralitasnya rendah, bangsa yang berbudaya rendah. maraknya kriminalitas dilapisan masyarakat serta kejahatan - kejahatan publik semacam korupsi yang sudah mewabah disetiap lapisan masyarakat adalah akibat salah pengertian dalam mencari ilmu dan tidak mengetahui hakekat mencari ilmu. Serta tidak adanya islamisasi ilmu sperti pendidikan dipesantren sehingga ilmu yang didapat hanyalah iptek saja tampa mengenal imtaq.
Pendidikan pesantren merupakan faktor penting penentu suatu pembangunan, dengan pendidikan moralitas suatu masyarakat bisa terbangun, moralitas yang terbangun dengan baik juga akan menghasilkan sebuah budaya yang baik, budaya yang baik akan menghasilkan peradaban yang baik pula. lahirnya peradaban yang sistematis akan tercipta jika manusia selalu berpegang teguh pada konsep - konsep agama. jika konsep - konsep agama ditinggalkan dan hanya menjadi seremonial akan menghasilkan kejumudan ( kejahatan ) pada masyarakat.
Pesantren sejak zaman dulu selalu menjadi pusat pendidikan islam yang unggul dan mapan, karena pesantren menjadi suatu sarana pembentukan kaderisasi muslim yang mampu beradaptasi dan bisa menjawab tantangan westernisasi serta tetap konsis dalam aqidah islam. yakni tetap menanamkam lafadz “laailaaha illa allah muhammadar rosulullah’’ dalam hati sehigga segala hal perbuatan akan selalu dalam ridho allah swt. karna lafadz syahadataini tersebut tersebut merupakan suatu bentuk proklamasi kemerdekaan manusia dari penjajahan nafsu manusia itu sendiri dan pengaruh orang lain. Seperti pergaulan beban dan lainnya. Pondok Pesantren juga berusaha untuk mencetak para peserta didiknya menjadi insan yang mandiri, yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat dan kelompoknya, dimanapun dia berada, dan disektor apapun dia berkarya dan bekerja. Hal ini juga berkaitan dengan tugasnya sebagai pelaksana dan pencipta kemakmuran di Bumi Allah, yang senantiasa membuat kebaikan dan kemanfaatan bagi ummat dan lingkungan disekitarnya.
Misi lain Pondok Pesantren adalah membentuk manusia yang mampu berbuat kebajikan untuk tujuan amar makruf dan nahi munkar.berilmu luas beramal ikhlas dan berakhlakul karimah. Sosok yang diharapkan adalah sosok figur yang peka terhadap apa yang terjadi di masyarakat, serta mempunyai kemampuan dan kemauan untuk merubah hal yang tidak baik di masyarakat yang bersangkutan, sehingga tercipta keadilan, keamanan dan ketertiban di masyarakatnya.
Kelahiran pondok pesantren adalah karena adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Karena lahir dari tuntutan umat, maka pondok pesantren selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat di sekitarnya sehingga kehadirannya di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi terasing. Dalam waktu yang sama segala aktifitasnya juga mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat sekitar.
Sebagai institusi pendidikan yang fungsional, pondok pesantren mampu memberi jawaban atas berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat. Pondok pesantren memang bukan hanya sekedar lembaga pendidikan. Pesantren juga merupakan medium budaya dalam kehidupan masyarakat. Namun demikian, sebagaimana dikemukakan oleh Abdurrahman Wahid, jarang sekali orang yang berpandangan demikian. Pondok pesantren bukan hanya lembaga pendidikan intelektual, akan tetapi juga, pendikan spiritual, pendidikan moral, dan sebagai lembaga pendidikan sosial kemsyarakatan. Di sini, pesantren mendidik santri kehidupan praktis di masyarakat tentang bagaimana mereka menjalankan peran sosial (social role) dalam masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan dan medium kebudayaan masyarakat, pondok pesantren dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat.
Dalam perkembangannya ke depan, yang harus selalu diingat adalah bahwa pesantren harus tetap menjadi ‘rumah’ dalam mengembangkan pertahanan mental spiritual sesuai dengan perkembangan jaman dan tuntutan masa. Selain itu, ilmu yang diajarkan di pesantren harus memiliki pola integralistik (umum-agama) yang dilandasi karakteristik keilmuan Islam , diantaranya bersumber dari Allah SWT, bersifat duniawi dan ukhrawi, berlaku umum untuk semua komunitas manusia, realistis, dan integral; artinya tidak dikotomis pada dimensi keilmuannya, serta universal sehingga dapat melahirkan konsep-konsep keilmuwan di segala bidang dan semua kebutuhan manusia. Dan, yang tak kalah pentingnya adalah pesantren, yang merupakan pendidikan berbasis agama (Islam), harus mampu memaksimalkan aspek da’wah karena da’wah merupakan bagian dari Islam dan tidak bisa dipisahkan dengan ilmu-ilmu keislaman.
Oleh karena itu dibutuhkan beberapa cara, baik langsung maupun tidak langsung, untuk menjalankan hal tersebut, seperti menyediakan SDM, yaitu menyediakan para pengelola dan pengajar yang faham konsep-konsep tersebut, ada kebijakan politik dari pihak terkait untuk mendukung hal tersebut, dan selalu melakukan penelitian untuk melakukan pengembangan sistim pesantren dari masa ke masa. Dalam hal ini, kebijakan pemerintah turut mempengaruhi dunia pendidikan, khususnya pesantren. Pemerintah seyogyanya memiliki keberpihakan dan pembelaan pada pesantren, khususnya pada isu terorisme yang berkembang beberapa tahun ini. Diharapkan ada dukungan kebijakan terhadap fitnah yang tertuju pada sistem pendidikan yang memang lahir dari rahim bangsa kita sendiri. Kemudian, dukungan masyarakat pada keberadaan lembaga pendidikan pesantren tersebut juga tidak bisa diabaikan. Dengan kata lain bahwa masyarakat hendaknya juga memiliki kesadaran untuk ikut terlibat dalam perubahan sistem pendidikan pesantren. Misalnya ada keterlibatan masyarakat dalam pesantren yang berorientasi pada bidang sosial, budaya, ataupun pertanian.
0 Response to "Pembentukan Moral Generasi Bangsa dalam membangun Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur Melalui Pendidikan Pesantren"
Post a Comment